Para sobat Lanterna yang budiman, pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang Pembelahan sel dan perwarisan sifatnya dalam bentuk Reproduksi Sel, maka pada kesempatan kali ini kita akan mencoba mbahas dalam Tahapan
Pembelahan Mitosis.
Pembelahan Mitosis
Pembelahan sel
secara mitosis meliputi sejumlah tahapan tertentu. Sebenarnya, pembelahan
mitosis hanyalah sebagian kecil dari siklus sel. Siklus sel terdiri dari fase
pembelahan mitosis (M) dan periode pertumbuhan yang disebut interfase.
Interfase merupakan bagian terbesar dari siklus sel. Interfase terdiri dari
tiga sub fase, yaitu fase G1 (pertumbuhan primer), fase S (sintesis) , dan fase
G2 (pertumbuhan sekunder ).
Pembelahan
mitosis merupakan pembelahan yang menghasilkan sel-sel tubuh (sel somatik).
Secara garis besar, pembelahan sel secara mitosis terdiri dari fase istirahat
(interfase), fase pembelahan inti sel (kariokinesis), dan fase pembelahan
sitoplasma (sitokinesis).
1. Interfase
(Fase Istirahat)
Pada tahap ini,
sel dianggap sedang istirahat dan tidak melaku-kan pembelahan. Namun, interfase
merupakan tahap yang penting untuk mempersiapkan pembelahan atau melakukan
metabolisme sel. Pada interfase, tingkah laku kromosom tidak tampak karena
berbentuk benang-benang kromatin yang halus. Sel anak yang baru terbentuk sudah
melakukan metabolisme. Sel perlu tumbuh dan melakukan berbagai sintesis sebelum
memasuki proses pembelahan berikutnya.Apa saja kegiatan sel pada saat
interfase? Pada saat interfase, sel mengalami subfase berikut.
a. Fase
Pertumbuhan Primer ( Growth 1 disingkat G1 )
Sel yang baru
terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama. Pada subfase ini, sel-sel belum
mengadakan replikasi DNA yang masih bersifat 2n (diploid). Sementara
organel-organel yang ada di dalam sel, seperti mitokondria, retikulum
endoplasma, kompleks golgi, dan organel lainnya memperbanyak diri guna
menunjang kehidupan sel.
b. Fase Sintesis
(S)
Pada subfase ini,
sel melakukan sintesis materi genetik. Materi genetik adalah bahan-bahan yang
akan diwariskan kepada keturunannya, yaitu DNA. DNA dalam inti sel mengalami
replikasi (penggandaan jumlah salinan). Jadi, subfase sintesis (penyusunan)
menghasilkan 2 salinan DNA.
c. Fase
Pertumbuhan Sekunder ( Growth 2 disingkat G2 )
Setelah DNA
mengalami replikasi, subfase berikutnya adalah per-tumbuhan sekunder (G2). Pada
subfase ini, sel memperbanyak organel-organel yang dimilikinya. Ini bertujuan
agar organel-organel tersebut dapat diwariskan kepada setiap sel turunannya.
Replikasi DNA telah selesai dan sel bersiap-siap mengadakan pembelahan secara
mitosis. Selain itu, inti sel (nukleus) telah terbentuk dengan jelas dan
terbungkus membran inti.
Pada subfase ini,
inti sel mempunyai satu atau lebih nukleolus (membran inti sel). Di luar inti
terdapat dua sentrosom yang terbentuk oleh replikasi sentrosom pada tahap
sebelumnya. Sentrosom mengalami perpanjangan menyebar secara radial yang isebut
aster (bintang). Pada sentrosom terdapat sepasang sentriol yang berfungsi
menentukan orientasi pembelahan sel. Walaupun kromosom telah diduplikasi pada
fase S, namun pada fase G2, kromosom belum dapat dibedakan secara individual
karena masih berupa benang-benang kromatin.
Setelah ketiga
tahapan interfase dilalui, sel telah siap menjalani pembelahan secara mitosis.
Seperti fase interfase, pembelahan mitosis juga terdiri dari beberapa fase.
Untuk mengetahui lebih jauh tentang fase-fase pada pembelahan mitosis, simaklah
penjelasan berikut.
2. Pembelahan
Mitosis
Anda telah
mengetahui bahwa pembelahan mitosis menghasil-kan sel anakan yang identik
dengan induknya. Secara garis besar, fase pembelahan mitosis terbagi menjadi
dua fase, yaitu fase pembelahan inti (kariokinesis) dan fase pembelahan
sitoplasma (sitokinesis).Kariokinesis adalah fase pembelahan inti sel. Secara
rinci, fase kariokinesis dibagi menjadi empat subfase, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase. Sekarang, marilah kita bahas keempat subfase tersebut.
a. Profase
Pada permulaan
profase, di dalam nukleus mulai terbentuk kro-mosom , yaitu benang-benang rapat
dan padat yang terbentuk akibat menggulungnya kromatin. Pada fase ini, kromosom
dapat dilihat menggunakan mikroskop. Selanjutnya, nukleolus menghilang dan
terjadi duplikasi kromosom (kromosom membelah dan memanjang) menghasilkan 2kromosom anakan yang disebut kromatid. Kedua kromatid tersebut bersifat identik
sehingga disebut kromatid kembar (sister chromatid), yang bersatu atau
dihubungkan oleh sentromer pada lekukan kromosom. Sentromer merupakan bagian
kromosom yang menyempit, tampak lebih terang dan membagi kromosom menjadi 2
lengan.
Pada akhir
profase, di dalam sitoplasma mulai terbentuk gelendong pembelahan (spindel)
yang berasal dari mikrotubulus. Mikrotubulus tersebut memanjang, seolah-olah
mendorong dua sentrosom di sepanjang permukaan inti sel (nukleus). Akibatnya,
sentrosom saling menjauh.
b. Metafase
Tahap awal
metafase (prometafase) ditandai dengan semakin memadatnya kromosom (kromosom
ini terdiri dari 2 kromatid) dan terpecahnya membran inti (membran nukleus).
Hal ini menyebabkan mikrotubulus dapat menembus inti sel dan melekat pada
struktur khusus di daerah sentromer setiap kromatid, disebut kinetokor . Oleh
karena itu, kinetokor ini berfungsi sebagai tempat bergantung bagi kromosom
Sebagian mikrotubulus yang melekat pada kinetokor disebut mikrotubulus
kinetokor, sedangkan mikrotubulus yang tidak memperoleh kinetokor disebut
mikrotubulus non kinetokor. Sementara itu, mikrotubulus non kinetokor
berinteraksi dengan mikrotubulus lain dari kutub sel yang berlawanan. Pada
metafase, kromosom tampak jelas.
Pada tahap
metafase sesungguhnya, sentrosom telah berada pada kutub sel. Dinding inti sel
menghilang. Sementara itu, kromosom menempatkan diri pada bidang pembelahan
yang disebut bidang metafase. Bidang ini merupakan bidang khayal yang terletak
tepat di tengah sel, seperti garis katulistiwa bumi sehingga disebut juga
bidang ekuator. Pada bidang ini, sentromer dari seluruh kromosom terletak pada
satu baris yang tegak lurus dengan gelendong pembelahan. Kinetokor pada setiap
kromatid menghadap pada kutub yang berlainan. Dengan letak kromosom berada di
bidang pembelahan, maka pembagian jumlah informasi DNA yang akan diberikan
kepada sel anakan yang baru, benar-benar rata dan sama jumlahnya. Tahapan ini
merupakan akhir dari metafase.
c. Anafase
Setelah
berakhirnya tahap metafase, pembelahan sel berlanjut pada tahap anafase. Tahap
anafase ditandai dengan berpisahnya kromatid saudara pada bagian sentromer
kromosom. Gerak kromatid ini disebabkan tarikan benang mikrotubulus yang
berasal dari sentriol pada kutub sel. Kalian telah mengetahui bahwa
mikrotubulus melekat pada sentromer. Hal ini menyebabkan sentromer tertarik
terlebih dahulu. Akibatnya, sentromer berada di depan dan bagian lengan
kromatid berada di belakang. Struktur ini seperti huruf V. Gerakan ini menempuh
jarak sekitar 1?m (10-6 meter) tiap menit. Pada saat bersamaan, mikrotubulus
non kinetokor semakin memanjang sehingga jarak kedua kutub sel semakin jauh.
Selanjutnya, masing-masing kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan dan
berfungsi sebagai kromosom lengkap, dengan sifat keturunan yang sama (identik).
Untuk menjalankan tugasnya ini, mikrotubulus telah mengalami peruraian pada
bagian kinetokornya.
Salah satu
perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan adalah ada tidaknya sentriol. Pada sel
tumbuhan, peran sentriol digantikan oleh kromosom sehingga arah pembelahan
tetap menuju ke kutub sel. Pada sel hewan, sentriol pada kutub sel merupakan
arah yang dituju oleh gerakan kromatid saat pembelahan.
d. Telofase
Pada tahap
telofase ini, inti sel anakan terbentuk kembali dari fragmen-fragmen nukleus.
Bentuk selnya memanjang akibat peran mikrotubulus non kinetokor. Benang-benang
kromatin mulai longgar. Dengan demikian, fase kariokinesis yang menghasilkan
dua inti sel anak yang identik secara genetik telah berakhir, namun dua inti
sel masih berada dalam satu sel.
Agar kedua inti
terpisah menjadi sel baru, perlu adanya pembelahan sitoplasma yang disebut
sitokinesis. Sitokinesis terjadi, segera setelah telofase selesai. Pada fase
sitokinesis terjadi pembelahan sitoplasma diikuti pembentukan sekat sel baru,
sehingga terbentuk dua sel anakan.
Pada sel hewan,
sitokinesis ditandai dengan pembentukan alur pembelahan melalui pelekukan
permukaan sel di sekitar bekas bidang ekuator. Di sepanjang alur melingkar,
terdapat mikrofi lamen yang terdiri dari protein aktin dan miosin. Protein
tersebut berperan dalam kontraksi otot atau pergerakan sel yang lain. Kontraksi
ini semakin ke dalam sehingga menjepit sel dan membagi isi sel menjadi 2 bagian
yang sama.
Berbeda dengan
sel hewan, sel tumbuhan mempunyai dinding sel yang keras. Oleh karena itu, pada
sitokinensis tidak terbentuk alur pembelahan. Sitokinesis terjadi dengan
pembentukan pelat sel (cell plate) yang terbentuk oleh vesikula di sekitar
bidang ekuator. Vesikula-vesikula yang dibentuk oleh badan golgi tersebut
saling bergabung. Penggabungan juga terjadi dengan membran plasma diikuti
terbentuknya dinding sel yang baru oleh materi dinding sel yang dibawa oleh
vesikula.
Demikianlah postingan kali ini tentang Pembelahan sel dalam tahapan Pembelahan Mitsis, nanti akan kita sambung lagi dalam Tahapan PembelahanMeiosis, semoga bermanfaat bagi sobat Lentera dimana saja berada.................
Terima kasih atas kunjungan nya, Untuk Melihat Artikel lainnya,
Silahkan Lihat Daftar Isi
Silahkan Lihat Daftar Isi
Lanterna Life
Pembelahan Mitosis.
Author by : Edi Murfin. Selasa, 30 Juni 2015
Description : Para sobat Lanterna yang budiman, pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang Pembelahan sel dan perwarisan sifatnya dalam bentuk...
Mari Bantu Membagikan Pembelahan Mitosis ini. Melalui Sosial Media Dibawah, Insya Allah akan membawa Baraqah bagi kita semua. Aamiin YRA
Author by : Edi Murfin. Selasa, 30 Juni 2015
Description : Para sobat Lanterna yang budiman, pada artikel sebelumnya kita telah membahas tentang Pembelahan sel dan perwarisan sifatnya dalam bentuk...
Mari Bantu Membagikan Pembelahan Mitosis ini. Melalui Sosial Media Dibawah, Insya Allah akan membawa Baraqah bagi kita semua. Aamiin YRA
Posting Komentar