Rasulullah
Saw bersabda; “Apabila orang-orang mengetahui nilai lebih Ramadhan, mereka akan
berharap agar semua bulan dijadikan sebagai bulan Ramadhan”. (HR. Ibnu
Huzaimah).
Ramadhan
adalah bulan mulia dan bulan pengampunan. Di bawah ini ada 12 amalan mulia yang
bisa dikerjakan di bulan Ramadhan yang kini tengah kita jalani
Diantara
amaliyah-amaliyah Ramadhan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW baik itu
amaliyah ibadah maupun amaliyah ijtijma’iyah adalah sebagai berikut:
I. SHIYAM
(PUASA)
Amaliyah terpenting selama bulan Ramadhan
tentu saja adalah shiyam (puasa), sebagaimana termaktub dalam firman Allah pada
surat al Baqarah : 183-187. Dan diantara amaliyah shiyam Ramadhan yang
diajarkan oleh Rasulullah ialah:
a. Berwawasan yang benar tentang puasa dengan mengetahui dan menjaga
rambu-rambunya. “Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengetahui
rambu-rambunya dan memperhatikan apa yang semestinya diperhatikan, maka hal itu
akan menjadi pelebur dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya” (HR. Ibnu
Hibban dan Al Baihaqi).
b. Tidak meninggalkan shiyam, walaupun sehari, dengan sengaja tanpa
alasan yang dibenarkan oleh syari’at Islam. Rasulullah SAW bersabda bahwa :
“Barangsiapa tidak puasa pada bulan Ramadhan sekalipun sehari tanpa alasan
rukhshoh atau sakit, hal itu (merupakan dosa besar) yang tidak bisa ditebus
bahkan seandainya ia berpuasa selama hidup” (HR At Turmudzi).
c. Menjauhi hal-hal yang dapat mengurangi atau
bahkan menggugurkan nilai shiyam. Rasulullah SAW pernah bersabda: Bukanlah
(hakikat) shiyam itu sekedar meninggalkan makan dan minum, melainkan
meninggalkan pekerti sia-sia (tidak bernilai) dan kata-kata bohong” (HR Ibnu
Hibban dan Ibnu Khuzaimah).
d. Bersungguh-sungguh melakukan shiyam dengan menepati
aturan-aturannya. Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa berpuasa Ramadhan
dengan penuh Iman dan kesungguhan, maka akan diampunkani dosa-dosa yang pernah
dilakukan “ (HR. Bukhori, Muslim dan Abu Daud).
e. Bersahur, makanan yang berkah (al ghoda’ al mubarak). Dalam hal
ini Rasulullah pernah bersabda bahwa : “ Makanan sahur semuanya bernilai
berkah, maka jangan anda tinggalkan, sekalipun hanya dengan seteguk air. Allah
dan para Malaikat mengucapkan salam kepada orang-orang yang makan sahur” (HR.
Ahmad). Dan disunnahkan mengakhirkan waktu makan sahur .
f. Ifthar, berbuka puasa. Rasululah pernah menyampaikan bahwa salah
satu indikasi kebaikan umat manakala mereka mengikuti sunnah dengan
mendahulukan ifthor (berbuka puasa) walau dengan air saja. Rasulullah SAW
bersabda bahwa: “ Sesungguhnya termasuk hamba Allah yang paling dicintai
oleh-Nya, ialah mereka yang bersegera berbuka puasa. “ (HR. Ahmad dan
Tirmidzi).
g. Berdo’a. Sesudah menyelesaikan ibadah puasa dengan ber-iftihar,
sebagai wujud syukur kepada Allah, Rasulullah Saw berdo’a.
2. TILAWAH
(MEMBACA) AL QUR’AN
Ramadhan adalah bulan diturunkannya al
Qur’an. (QS. Al Baqarah: 185). Pada bulan ini Malaikat Jibril pernah turun dan
menderas al Qur’an dengan Rasulullah Saw (HR. Bukhori). Imam az Zuhri pernah
berkata : “ Apabila datang Ramadhan maka kegiatan utama kita (selain shiyam)
ialah membaca al Qur’an”. Hal ini tentu saja dilakukan dengan tetap
memperhatikan tajwid (kaidah membaca al Qur’an) dan esensi dasar diturunkannya
al Qur’an untuk ditadabburi, dipahami dan diamalkan (QS. Shad: 29).
3. ITH’AM ATH
THO’AM (MEMBERIKAN MAKANAN DAN SHODAQOH LAINNYA).
Salah satu amaliyah Ramadhan Rasulullah
ialah memberikan ifthor (santapan berbuka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa.
Seperti beliau sabdakan :
“Barangsiapa yang memberi ifthor kepada
orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang
berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut “ (HR.
Turmudzi dan an Nasa’i). Memberi makan dan sedekah selama bulan Ramadhan ini
bukan hanya untuk keperluan ifthar melainkan juga untuk segala kebajikan.
Rasulullah yang dikenal dermawan dan penuh peduli terhadap nasib umat, pada
bulan Ramadhan kedermawanan dan keperduliannya tampil lebih menonjol.
4. MEMPERHATIKAN
KESEHATAN.
Shaum memang termasuk kategori ibadah
mahdhah (murni). Sekalipun demikian agar nilai maksimal ibadah puasa dapat
diraih, Rasulullah justru mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap
memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa dibawah ini:
a.
Bersikat gigi (bersiwak) (HR. Bukhori dan Abu Daud).
b.
Berobat seperti dengan berbekam (al hijamah) seperti yang diriwayatkan oleh
Bukhori dan Muslim.
c. Memperhatikan
penampilan, seperti pernah diwasiatkan oleh Rasulullah SAW kepada sahabat
Abdullah ibnu Mas’ud Ra, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak
dengan wajah yang cemberut. ( HR. AL Haitsami)
5. MEMPERHATIKAN
KEHARMONISAN KELUARGA.
Sekalipun puasa adalah ibadah yang khusus
diperuntukkan kepada Allah, yang memang juga mempunyai nilai khusus dihadapan
Allah, tetapi agar hal tersebut di atas dapat terealisir dengan lebih baik,
maka Rasulullah justru mensyari’atkan agar selama berpuasa umat tidak
mengabaikan harmoni dan hak-hak keluarga.
6. MEMPERHATIKAN
AKTIVITAS DA’WAH DAN SOSIAL
Kontradiksi dengan kesan dan perilaku
umum tentang berpuasa, Rasulullah Saw justru menjadikan bulan puasa sebagai
bulan penuh amaliyah dan aktivitas positif. Selain yang telah tergambar seperti
tersebut dimuka, beliau juga aktif melakukan da’wah, kegiatan sosial,
perjalanan jauh dan berjihad.
Dalam
sembilan kali Ramadhan yang pernah beliau alami, beliau misalnya melakukan
perjalanan dalam perang Badr (tahun 2 H), Mekkah ( tahun 8 H), dan Tabuk (tahun
9 H), mengirimkan 6 askariyah (pasukan jihad yang tidak secara langsung beliau
pimpin), melaksanakan perkawinan putrinya (Fathimah) dengan Ali RA, beliau
berkeluarga dengan Hafshoh dan Zainab Ra, meruntuhkan berhala-berhala Arab
seperti Lata, Manat dan Suwa’, meruntuhkan masjid adh Dhiror, dll.
7. QIYAM
RAMADHAN (SHOLAT TARAWIH)
Diantara kegiatan ibadah Rasulullah
selama bulan Ramadhan ialah ibadah qiyam al lail, yang belakangan lebih populer
disebut sebagai shalat tarowih. Hal demikian ini beliau lakukan bersama dengan
para sahabat beliau. Sekalipun karena kekhawatiran bila akhirnya shalat tarawih
(berjama’ah) itu menjadi diwajibkan oleh Allah, Rasulullah kemudian
meninggalkannya. (HR. Bukhori Muslim). Dalam situasi itu riwayat yang shohih
menyebutkan bahwa Rasulullah shalat tarawih dalam 11 raka’at dengan
bacaan-bacaan yang panjang (HR. Bukhori Muslim).
Tetapi ketika kekhawatiran tentang
wajibnya shalat tarawih itu tidak ada lagi, kita dapatkan riwayat-riwayat lain,
juga dari Umar ibn al Khothob Ra, yang menyebutkan jumlah raka’at shalat
tarawih adalah 21 atau 23 raka’at. (HR. Abdur Razaq dan al Baihaqi).
8. I’TIKAF.
Diantara amaliyah sunnah yang selalu
dilakukan oleh Rasulullah Saw dalam bulan Ramadhan ialah i’tikaf, yakni berdiam
diri di dalam masjid dengan niat beribadah kepada Allah. Seperti dilaporkan
oleh Abu Sa’id al Khudlri Ra, hal demikiam ini pernah beliau lakukan pada awal
Ramadhan, pertengahan Ramadhan dan terutama pada 10 hari terakhir bulan
Ramadhan. Ibadah yang demikian penting ini sering dianggap berat sehingga
ditinggalkan oleh orang-orang Islam, maka tidak aneh kalau Imam az Zuhri
berkomentar; “Aneh benar keadaan orang Islam, mereka meninggalkan ibadah
i’tikaf, padahal Rasulullah Saw tak pernah meninggalkannya semenjak beliau
datang ke Madinah sehingga wafatnya disana.”
9. LAILAT AL
QODR
Selama bulan Ramadhan ini terdapat satu
malam yang sangat berkah, yang populer disebut sebagai lailat al Qadr, malam
yang lebih berharga dari seribu bulan (QS. Al Qadr : 1-5). Rasulullah tidak
pernah melewatkan kesempatan untuk meraih lailatul qadr terutama pada
malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan puasa (HR. Bukhori Muslim ).
Dalam hal ini Rasulullah menyampaikan
bahwa : “Barangsiapa yang sholat pada malam lailatul qadr berdasarkan iman dan
ihtisab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. “ (Hr.
Bukhori Muslim).
10. UMROH.
Umroh atau haji kecil itu bagus juga apabila
dilaksanakan pada bulan Ramadhan, sebab nilainya bisa berlipat-lipat,
sebagaimana pernah disabdakan oleh Rasulullah kepada seorang wanita dari anshar
bernama Ummu Sinan: “Agar apabila datang bulan Ramadhan ia melakukan umroh,
karena nilainya setara dengan haji bersama Rasulullah SAW. (Hr. Bukhori Muslim)
11. ZAKAT FITRAH
Pada hari-hari terakhir bulan Ramadhan
amaliyah yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW ialah membayarkan zakat fitrah,
suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh umat Islam baik laik-laki maupun
perempuan, baik dewasa maupun anak-anak (HR. Bukhori Muslim).
Zakat fitra ini juga berfungsi sebagai
pelengkap penyucian untuk pelaku puasa dan untuk membantu kaum fakir miskin.
(HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)
12. RAMADHAN
BULAN TAUBAT MENUJU FITHRAH
Selama sebulan penuh, secara
berduyun-duyun umat kembali kepada Allah yang Maha Pemurah juga Maha Pengampun.
Dia Dzat yang menyampaikan bahwa pada setiap malam bulan Ramadhan Allah
membebaskan banyak hambaNya dari api nereka (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Karenanya inilah satu kesempatan emas
agar umat dapat kembali, bertaubat agar ketika mereka selesai melaksanakan
ibadah puasa mereka benar-benar kembali kepada fithrahnya.
Terima kasih atas kunjungan nya, Untuk Melihat Artikel lainnya,
Silahkan Lihat Daftar Isi
Silahkan Lihat Daftar Isi
Lanterna Life
Amalan Di Bulan Ramadhan.
Author by : Edi Murfin. Rabu, 17 Juni 2015
Description : Amalan Di Bulan Ramadhan Rasulullah Saw bersabda; “Apabila orang-orang mengetahui nilai lebih Ramadhan, mereka akan berharap agar sem...
Mari Bantu Membagikan Amalan Di Bulan Ramadhan ini. Melalui Sosial Media Dibawah, Insya Allah akan membawa Baraqah bagi kita semua. Aamiin YRA
Author by : Edi Murfin. Rabu, 17 Juni 2015
Description : Amalan Di Bulan Ramadhan Rasulullah Saw bersabda; “Apabila orang-orang mengetahui nilai lebih Ramadhan, mereka akan berharap agar sem...
Mari Bantu Membagikan Amalan Di Bulan Ramadhan ini. Melalui Sosial Media Dibawah, Insya Allah akan membawa Baraqah bagi kita semua. Aamiin YRA
Posting Komentar