Ilmu Alam, Untuk belajar bukan hanya sekedar dibangku sekolah saja, namun banyak tempat dan cara dalam belajar, baik itu melalui lembaga pendidikan, melalui media elektronik ataupun melalui alam itu sendiri, tergantung kearifan kita dalam memandangnya.
Bila kita belajar,....apapun bentuk pengetahuan yang di jadikan ilmu intinya adalah untuk penerang hati dalam menghayati segala sesuatu. Nah para sahabat Lentera Hati dimanapun berada, pada kali ini Lanterna Life akan memberikan penerangan melalui artikel yang berjudul ILMU ALAM
Bila kita belajar,....apapun bentuk pengetahuan yang di jadikan ilmu intinya adalah untuk penerang hati dalam menghayati segala sesuatu. Nah para sahabat Lentera Hati dimanapun berada, pada kali ini Lanterna Life akan memberikan penerangan melalui artikel yang berjudul ILMU ALAM
BAB I
PENDAHULUAN
Salah
satu factor yang telah membawa ilmu-ilmu alam kebentuknya yang sekarang
ini adalah aturan permainan yang digunakan dalam proses
pengembangannya. Sebenarnya memang tidak ada perjanjian tertulis yang
membatasi lingkup kerja serta pola para pengembang ilmu-ilmu alam. Namun
dalam perjalanan sejarahnya cukup panjang itu rupanya telah tumbuh
saling pengertian dan kesepakatan yang hidup dan dihayati oleh
masyarakat pengembang ilmu alam.
Perkembangan
Ilmu alam berawal dari para pemikir Yunani kuno diabad 6 dan 5 SM,
telah memikirkan tentang unsure utama dasar alam atau jagat raya ini.
Mereka adalah Thales, menjelaskan bahwa unsure utama alam adalah air,
anaximandros menjelaskan bahwa unsure utama alam adalah udara,
Heraklitos menjelaskan bahwa unsure utama alam adalah api, Empedokles
menjelaskan bahwa unsure utama alam adalah tanah. Alam ini hidup,
artinya mempunyai energy dalam dirinya sendiri untuk berubah dan
berkembang dalam suatu ruang. Ruang adalah tempat untuk hidup, berubah
dan berkembangnya alam (materi).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu alam
Ilmu alam (natural science) atau ilmu pengetahuan alam adalah istilah yang digunakan yang merujuk pada rumpun ilmu dimana objeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum yang pasti dan umum, berlaku kapan pun dimana pun.
Sains (science) diambil dari kata latin scientia
yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan
bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan
Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara
untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan
produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both
product and process, inseparably Joint".
Sains
sebagai proses merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan
untuk melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang
gejala-gejala alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengumpulkan data,
menganalisis dan akhimya menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa
karakteristik yang mendasar dari Sains ialah kuantifikasi artinya gejala
alam dapat berbentuk kuantitas.
Menurut
Poedjawijatna ilmu alam adalah ilmu yang berobyek fakta alam, percobaan
yang mungkin ditimbulkan semuanya mempunyai tujuan untuk mencari hokum
yang umum dan pasti.
Dapat disimpulkan, bahwa ilmu alam adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang terjadi di alam semesta.
B. Ruang Lingkup Ilmu Alam
Ilmu-ilmu
alam membatasi diri dengan hanya membahas gejala-gejala alam yang dapat
diamati. Tentu saja pengamatan yang dimaksud disini lebih luas dari
pada hasil interaksi langsung dengan panca indera kita, yang memang
lingkup kemampuannya sangat terbatas. Tuntutan lebih lanjut bagi gejala
alam yang lazim dibahas dalam ilmu-ilmu alam adalah bahwa pengamatan
gejala itu dapat diulangi dengan orang lain.ilmu-ilmu alam bukan hanya
kumpulan lukisan gejala alam. Ada semacam keyakinan bahwa masing-masing
gejala alam itu tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dalam
suatu pola sebab akibat yang dapat difahami dengan penalaran yang
saksama. Ini menjadi tugas teori ilmu-ilmu alam.
Manusia
adalah bagian dari alam, ia mengadakan interaksi dengan alam, menangkap
gejala alam kemudian mencari hakikatnya. Hakikat dari gejala alam
dikemas dalam ilmu alam yang berkembang pada tahun 1700-an. Ilmu alam
telah mencapai perkembangan yang menyeluruh, sistematik, dan ilmiah,
jika dibandingkan dengan ilmu social. Hal itu disebabkan karena
unsur-unsur alam mudah diteliti di laboraturium.
Pekerjaan
pertama ahli ilmu alam adalah mengobservasi materi, misalnya Euclid
mengobservasi gerakan matahari; Plolemeus meneliti tentang bumi sebagai
pusat jagat raya; ahli-ahli matematika arab menentukan angka decimal dan
aljabar dan kimia. Ilmu alam yang pertama adalah membahas tentang
mekanika benda-benda bumi dan angkasa yang diijelaskan secara
matematika.
Karya
matematika zaman kuno disempurnakan oleh Descartes di tahun 1600-an
kemudian dikembangkan perhitungan deferensial integral oleh Leibniz.
Kepler menemukan hokum-hukum gerak planeter dan newton merumuskan
hokum-hukum umum gerak materi. Pada abad 17 dan 18 lahir teori
pembakaran (Combustion) dalam ilmu kimia, yaitu jika logam dipanaskan maka bobotnya akan lebih berat; teori ini disebut teori Phlogestis.
Semua
perubahan dan perkembangan dalam alam diingkari, dinegasi. Para filosof
Yunani kuno menyatakann bahwa dunia ini timbul dari kekacauan yang luar
biasa, yaitu sesuatu yang telah berkembang dan telah menjadi.
Kant menyatakan hipotesis Nebular atau kabut bintang, atau bintang berpijar (1755), yang
memandang system surya telah dibentuk dari Nebula, bumi dan seluruh
system solar muncul sebagai sesuatu yang telat menjadi dalam predaran
waktu; dan Laplace menyatakan hipotesis system solar (1835), William
Huggins (1865) membuktikan keberadaan dalam angkasa luar, materi serba
gas yang panas yang serua denagn nebula asli yang disebutkan dalam
hipotesis kant dan laplase.
Penemuan
Kant itu menjadi titik tolak bagi kemajuan ilmu. Apabila bumi itu
sesuatu yang telah menjadi, maka keadaan geologi, geografi dan
Klimatiknya sekarang, dan tanaman-tanaman dan bintang-bintangnya secara
serupa, mestinya juga sesuatu yang menjadi; yang mestinya mempunyai
sesuatu sejarah ko-eksistensi dalam ruang dan waktu. Mayer di Heilbronn
dan Joule di Manchester (1842) memperagakan transformasi panas menjadi
energi mekanikan dan dari energy mekanikan menjadi panas.
Grove dalam bukunya the Correlation of Physical forces (1846) menjelaskan bahwa semua energy fisik, energy mekanika, panas, cahaya, listrik, magnetism dan bahkan yang dinamakan energy kimiawi, ditransformasikan yang satu menjadi yang lainnya dalam keadaan-keadaan tertentu tanpa kehilangan energy yang timbul; hal itu seperti dikatakan Descartes bahwa kuantitas gerak yang terdapat didunia adalah tetap, materi bergerak, berubah dan berkembang menjadi materi lain menurut hokum-hukum tertentu. Ilmu fisika, seperti astronomi adalah materi yang bergerak.
Grove dalam bukunya the Correlation of Physical forces (1846) menjelaskan bahwa semua energy fisik, energy mekanika, panas, cahaya, listrik, magnetism dan bahkan yang dinamakan energy kimiawi, ditransformasikan yang satu menjadi yang lainnya dalam keadaan-keadaan tertentu tanpa kehilangan energy yang timbul; hal itu seperti dikatakan Descartes bahwa kuantitas gerak yang terdapat didunia adalah tetap, materi bergerak, berubah dan berkembang menjadi materi lain menurut hokum-hukum tertentu. Ilmu fisika, seperti astronomi adalah materi yang bergerak.
Dengan
terus berkembangnya ilmu-ilmu alam yang ditemukan dan diteliti oleh
para ahli, ilmu-ilmu alam dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni
ilmu alam dan ilmu hayat. Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang
membentuk alam semesta, sedangkan ilmu hayat mempelajari makhluk-makhluk
hidup didalamnya ilmu alam kemudian bercabang ladi menjadi fisika,
kimia, astronomi, geografi, geologi, biologi, ilmu bumi, zoology,
botani, mineralogy, mekanika dan lain-lain.
C. Sumber Ilmu alam
Hakikatnya
ilmu alam dibangun berbasis peristiwa gejala alam yang dapat
dipengaruhi kehidupan manusia dalam mengelola alam. Kemampuan daya nalar
manusia menata pengalamannya secara sistematis, sistemik, dan dapat
diperbandingkan sepanjang waktu terhadap alam disusun menjadi ilmu alam.
Ilmu
alam meneliti perubahan alam, bahwa perubahan itu adalah dari factor
internal atas kontradiksi berbagai unsure dalam alam. Proses gerak alam
itu tidak ada campur tangan manusia; gerak itu murni dari factor
internal alam itu sendiri, oleh sebab itu proses itu dianalisis dengan
menggunakan hokum dialektika (paradigma saling hubung, kontradiksi dan
perubahan).
Filsafat
meneliti perubahan alam karena campur tangan manusia, ukuran manusia
adalah kemampuannya mengubah alam yang lebih bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Dalam proses itu integensi manusia meningkat, dan
gerak materi atas campur tangan manusia itu harus dianalisis berdasarkan
hokum sebab akibat.
D. Kerangka berpikir Ilmu alam
Kerangka
berfikir ilmu-ilmu alam lebih menitikberatkan kepada yang realitas saja
atau lebih dikenal dengan aliran positifisme. Adapun dalam perkembangan
ilmu-ilmu tersebut sangat dipengaruhi oleh aliran positifisme.
Positifisme
bertujuan dalam menjadikan ilmu pengetahuan dengan fondasi yang kuat
dan terpercaya, ajaran dari positivisme antara lain:
1. Dalam alam terdapat hukum-hukum yang dapat diketahui
2. penyebab
adanya benda-benda dalam alam tidak dapat diketahui (bandingkan dengan
teori evolusi Darwin, karena ilmuwan tidak dapat melihat penyebabnya)
3. Setiap penyataan yang secara prinsip tidak dapat dikembalikan pada fakta tidak mempunyai arti nyata dan tidak masuk akal
4. Hanya hubungan antara fakta-fakta saja yang dapat diketahui
5. Perkembangan intelektual merupakan sebab utama perubahan social.
E. Metode Penelitian Ilmu Alam (Positifisme)
Istilah
‘positif” sering digunakan dalam penulis-penulis yang terkenal, seperti
Durkhein dan lainnya bahwa maksudnya adalah filsafat positifisme. Fakta
positivis adalah fakta real atau yang nyata. Hal positif (a positive fact)
adalah sesuatu yang dapat dibenarkan oleh setiap orang yang mau
membuktikannya. Fakta positivis yang diolah melalui metode ilmu-ilmu
alam diterima sebagai fondasi pengetahuan yang valid, filsafat social
yang berkembang sejak dari plato, aristoteles dan pemikir-pemikir lain
telah spekulatif, sehingga tidak memenuhi syarat keilmuan dan dianggap
tidak bermanfaat oleh pendukung positivisme.
Positivisme
sebagai paham filsafat membatasi pengetahuan yang benar pada hal-hal
yang dapat diperoleh dengan memakai metode ilmu-ilmu alam (induksi). Hal
yang positif (a positive fact) adalah fenomena yang mesti dibenarkan
oleh setiap orang yang mempunyai kesempatan yang sama untuk menilai
(membuktikan).
Positivisme menerima dan membenarkan gejala empiris sebagai kenyataan (naturalisme) dan berfikir bahwa berfikir ilmiah yang benar adalah berfikir obyektif, sebagai model berfikir yang tidak terikat pada individu akan tetapi berlaku untuk semua orang. Metode ilmiah didasarkan pada sejumlah asumsi-asumsi yang biasanya diterima begitu saja, artinya tidak dipertanyakan lagi secara kritis.
Positivisme menerima dan membenarkan gejala empiris sebagai kenyataan (naturalisme) dan berfikir bahwa berfikir ilmiah yang benar adalah berfikir obyektif, sebagai model berfikir yang tidak terikat pada individu akan tetapi berlaku untuk semua orang. Metode ilmiah didasarkan pada sejumlah asumsi-asumsi yang biasanya diterima begitu saja, artinya tidak dipertanyakan lagi secara kritis.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ilmu
alam adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang
terjadi di alam semesta. Ruang lingkup pembahasan ilmu alam itu meliputi
hal-hal yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi di alam yang
kemudian diteliti dan diamati oleh para ahli ilmu alam saat itu, yang
kemudian ilmu alam berkembang dan dibagi menjadi beberapa cabang
disiplin ilmu, diantaranya: fisika, geografi, geologi, biologi, kimia,
astronomi, ilmu bumi dan lain-lain.
Sumber
kajian dari Ilmu alam dibangun berbasis peristiwa gejala alam yang
dapat dipengaruhi kehidupan manusia dalam mengelola alam. ilmu alam
dibangun berbasis peristiwa gejala alam yang dapat dipengaruhi kehidupan
manusia dalam mengelola alam.
Kerangka
berfikir ilmu-ilmu alam lebih menitikberatkan kepada yang realitas saja
atau lebih dikenal dengan aliran positifisme. Adapun dalam perkembangan
ilmu-ilmu tersebut sangat dipengaruhi oleh aliran positifisme.
Positivisme
sebagai paham filsafat membatasi pengetahuan yang benar pada hal-hal
yang dapat diperoleh dengan memakai metode ilmu-ilmu alam (induksi).
Terima kasih atas kunjungan nya, Untuk Melihat Artikel lainnya,
Silahkan Lihat Daftar Isi
Silahkan Lihat Daftar Isi
Lanterna Life
Belajar Ilmu Alam.
Author by : Edi Murfin. Sabtu, 13 Juni 2015
Description : Ilmu Alam , Untuk belajar bukan hanya sekedar dibangku sekolah saja, namun banyak tempat dan cara dalam belajar, baik itu melalui lembaga...
Mari Bantu Membagikan Belajar Ilmu Alam ini. Melalui Sosial Media Dibawah, Insya Allah akan membawa Baraqah bagi kita semua. Aamiin YRA
Author by : Edi Murfin. Sabtu, 13 Juni 2015
Description : Ilmu Alam , Untuk belajar bukan hanya sekedar dibangku sekolah saja, namun banyak tempat dan cara dalam belajar, baik itu melalui lembaga...
Mari Bantu Membagikan Belajar Ilmu Alam ini. Melalui Sosial Media Dibawah, Insya Allah akan membawa Baraqah bagi kita semua. Aamiin YRA
Posting Komentar