Setelah kita membahas tentang Tahapan Pembelahan Mitosis pada artikel terdahulu, maka pada kesempatan kali ini Lentera akan mencoba menuliskan Tahapan Pembelahan Meiosis.
Pembelahan
Meiosis
Secara kodrat,
makhluk hidup tertentu hanya melahirkan makhluk yang sejenis. Ini dikarenakan
adanya mekanisme tertentu pada saat awal perkembangbiakan. Bahkan, sebelum
terbentuk calon anak di dalam rahim, mekanisme ini sudah dimulai. Mekanisme ini
dimulai pada sel-sel kelamin (sel reproduksi) calon bapak dan calon ibu.
Mekanisme tersebut adalah pembelahan sel secara meiosis.
Makhluk hidup
yang sejenis mempunyai jumlah kromosom yang sama pada setiap sel. Misalnya,
manusia mempunyai 46 kromosom, kecuali pada sel reproduksi atau sel kelamin.
Sel kelamin pada manusia hanya mempunyai setengah jumlah kromosom sel tubuh
lainnya, yaitu 23 kromosom. Jumlah setengah kromosom (haploid) ini diperlukan
untuk menjaga agar jumlah kromosom anak tetap 46. Kalian telah mengetahui bahwa
anak terbentuk dari perpaduan antara sel kelamin betina (sel telur) dan sel
kelamin jantan (sperma). Perpadu an kedua sel kelamin yang ma-sing-masing
memiliki 23 kromosom ini akan menghasilkan sel anak (calon janin) yang
mempunyai 46 kromosom. Oleh sebab itu, pembelahan meiosis sangat berpengaruh
dalam perkembang an makhluk hidup.
Pembelahan
meiosis disebut juga pembelahan reduksi, yaitu pengurangan jumlah kromosom pada
sel-sel kelamin (sel gamet jantan dan sel gamet betina). Sel gamet jantan pada
hewan (mamalia) dibentuk di dalam testis dan gamet betinanya dibentuk di dalam
ovarium. Gamet jantan pada tumbuhan dibentuk di dalam organ reproduktif berupa
benang sari, sedangkan gamet betinanya dibentuk di dalam pu-tik. Sel kelamin
betina pada hewan berupa sel telur, sedangkan pada tumbuhan berupa putik. Pada
dasarnya, tahap pembelahan meiosis serupa dengan pembelahan mitosis. Hanya saja,
pada meiosis terjadi dua kali pembelahan, yaitu meiosis I dan meiosis II.
Masing-masing
pembelahan meiosis terdiri dari tahap-tahap yang sama, yaitu profase, metafase,
anafase, dan telofase.
1). Tahap Meiosis
I
Seperti halnya
pembelahan mitosis, sebelum mengalami pembelahan meiosis, sel kelamin perlu
mempersiapkan diri. Fase persiapan ini disebut tahap interfase . Pada tahap
ini, sel melakukan persiapan berupa penggandaan DNA dari satu salinan menjadi
dua salinan (seperti interfase pada mitosis). Tingkah laku kromosom masih belum
jelas terlihat karena masih berbentuk benang-benang halus (kromatin)
sebagaimana interfase pada mitosis. Selain itu, sentrosom juga bereplikasi
menjadi dua (masing-masing dengan 2 sentriol), seperti tampak pada gambar di samping.
Sentriol berperan dalam menentu-kan arah pembelahan sel.
Setelah terbentuk
salinan DNA, barulah sel mengalami tahap pembelahan meiosis I yang diikuti
tahap meiosis II. Tahap meiosis I ter-diri atas profase I, metafase I, anafase
I, dan telofase I, serta sitokinesis I. Bagaimanakah ciri-ciri setiap fase
pembelahan tersebut? Berikut akan dibahas fase-fase meiosis I pada sel hewan
dengan 4 kromosom diploid (2n = 2).
a. Profase I
Pada tahap
meiosis I, profase I merupakan fase terpanjang atau terlama dibandingkan fase
lainnya bahkan lebih lama daripada tahap profase pada pembelahan mitosis.
Profase I dapat berlangsung dalam beberapa hari. Biasanya, profase I
membutuhkan waktu sekitar 90% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam
pembelahan meiosis. Tahapan ini terdiri dari lima subfase, yaitu leptoten,
zigoten, pakiten, iploten, dan diakinesis.
1) Leptoten
Subfase leptoten
ditandai adanya benang-benang kromatin yang memendek dan menebal. Pada subfase
ini mulai terbentuk sebagai kromosom homolog. Kalian perlu membedakan kromosom
homolog dengan kromatid saudara.
2) Zigoten
Kromosom homolog
saling berdekatan atau berpasangan menurut panjangnya. Peristiwa ini disebut
sinapsis. Kromosom homolog yang berpasangan ini disebut bivalen (terdiri dari 2
kro-mosom homolog).
3) Pakiten
Kromatid antara
kromosom homolog satu dengan kromosom homolog yang lain disebut sebagai
kromatid bukan saudara (nonsister chromatids). Dengan demikian, pada setiap
kelompok sinapsis terdapat 4 kromatid (1 pasang kromatid saudara dan 1 pasang
kromatid bukan saudara). Empat kromatid yang membentuk pasangan sinapsis ini
disebut tetrad.
4) Diploten
Setiap bivalen me
ngandung empat kromatid yang tetap berkaitan atau berpasangan di suatu titik
yang disebut kiasma (tunggal). Apabila titik-titik perlekatan tersebut lebih
dari satu disebut kiasmata. Proses perlekatan atau persilangan
kromatid-kromatid disebut pindah silang (crossing over). Pada proses pin-dah
silang, dimungkinkan terjadinya pertukaran materi genetik (DNA) dari homolog
satu ke homolog lainnya. Pindah silang ini-lah yang memengaruhi variasi genetik
sel anakan.
5) Diakinesis
Pada subfase ini
terbentuk benang-benang spindel pembelahan (gelendong mikrotubulus). Sementara
itu, membran inti sel atau karioteka dan nukleolus mulai lenyap.Profase I
diakhiri dengan terbentuknya tetrad yang membentuk dua pasang kromosom homolog.
Perhatikan lagi Setelah profase I berakhir, kromosom mulai bergerak ke bidang
metafase.
b. Metafase I
Pada metafase I,
kromatid hasil duplikasi kromosom homolog berjajar berhadap-hadapan di
sepanjang daerah ekuatorial inti (bidang metafase I). Membran inti mulai
menghilang. Mikrotubulus kinetokor dari salah satu kutub melekat pada satu
kromosom di setiap pasangan. Sementara mikrotubulus dari kutub berlawanan
melekat pada pasang-an homolognya. Dalam hal ini, kromosom masih bersifat
diploid.
c. Anafase I
Setelah tahap
metafase I selesai, gelendong mikrotubulus mulai menarik kromosom homolog
sehingga pasangan kromosom homolog terpisah dan masing-masing menuju ke kutub
yang berlawanan. Peristiwa ini mengawali tahap anafase I. Namun, kromatid
saudara masih terikat pada sentromernya dan bergerak sebagai satu unit tunggal.
Inilah perbedaan antara anafase pada mitosis dan meiosis. Pada mitosis, mikrotubulus
memisahkan kromatid yang bergerak ke arah berlawanan.
d. Telofase I
Pada telofase,
setiap kromosom homolog telah mencapai kutub-kutub yang berlawanan. Ini berarti
setiap kutub mempunyai satu set kromosom haploid. Akan tetapi, setiap kromosom
tetap mempunyai dua kromatid kembar. Pada fase ini, membran inti muncul
kembali. Peristiwa ini kemudian diikuti tahap selanjutnya, yaitu sitokinesis.
e. Sitokinesis
Sitokinesis
merupakan proses pembelahan sitoplasma. Tahap sitokinesis terjadi secara simultan
dengan telofase. Artinya, terjadi secara bersama-sama. Tahap ini merupakan
tahap di antara dua pembelahan meiosis. Alur pembelahan atau pelat sel mulai
terbentuk . Pada tahap ini tidak terjadi perbanyakan (replikasi) DNA. Hasil
pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel haploid yang mengandung setengah
jumlah kromosom homolog. Meskipun demikian, kromosom tersebut masih berupa
kromatid saudara (kandungan DNA-nya masih rangkap). Untuk menghasilkan sel
anakan yang mem-punyai kromosom haploid diperlukan proses pembelahan
selanjutnya, yaitu meiosis II. Jarak waktu antara meiosis I dengan meiosis II
disebut dengan interkinesis .
Jadi, tujuan
meiosis II adalah membagi kedua salinan DNA pada sel anakan yang baru hasil
dari meiosis I. Meiosis II terjadi pada tahap-tahap yang serupa seperti meiosis
I.
2. Tahap Meiosis
II
Tahap meiosis II
juga terdiri dari profase, metafase, anafase, dan telo-fase. Tahap ini
merupakan kelanjutan dari tahap meiosis I. Masing-masing sel anakan hasil
pembelahan meiosis I akan membelah lagi menjadi dua. Sehingga, ketika
pembelahan meiosis telah sempurna, dihasilkan empat sel anakan. Hal yang perlu
diingat adalah bahwa jumlah kromosom keempat sel anakan ini tidak lagi diploid
(2n) tetapi sudah haploid (n). Proses pengurangan jumlah kromosom ini terjadi
pada tahap meiosis II.
a. Profase II
Fase pertama pada
tahap pembelahan meiosis II adalah profase II. Pada fase ini, kromatid saudara
pada setiap sel anakan masih melekat pada sentromer kromosom. Sementara itu,
benang mi-krotubulus mulai terbentuk dan kromosom mulai bergerak ke arah bidang
metafase. Tahap ini terjadi dalam waktu yang singkat karena diikuti tahap
berikutnya.
b. Metafase II
Pada metafase II,
setiap kromosom yang berisi dua kromatid, merentang atau berjajar pada bidang
metafase II. Pada tahap ini, benang-benang spindel (benang mikrotubulus)
melekat pada kinetokor masing-masing kromatid.
c. Anafase II
Fase ini mudah
dikenali karena benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke kutub
pembelahan yang berlawanan. Akibatnya, kromosom memisahkan kedua kromatidnya
untuk bergerak menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah ini
selanjutnya berfungsi sebagai kromosom individual.
d. Telofase II
Pada telofase II,
kromatid yang telah menjadi kromosom mencapai kutub pembelahan. Hasil akhir
telofase II adalah terbentuknya 4 sel haploid, lengkap dengan satu salinan DNA
pada inti selnya (nuklei).
e. Sitokinesis II
Selama telofase
II, terjadi pula sitokinesis II, ditandai adanya sekat sel yang memisahkan tiap
inti sel. Akhirnya terbentuk 4 sel kembar yang haploid. Berdasarkan uraian di
depan, sel-sel anakan sebagai hasil pembelahan meiosis mempunyai sifat genetis
yang bervariasi satu sama lain. Variasi genetis yang dibawa sel kelamin orang
tua menyebabkan munculnya keturunan yang bervariasi juga.
Demikianlah sekilas tentang tahapan Pembelahan Miosis, dan untuk tahapan selanjutnya silahkan lihat tulisan tentang Gametogenesis dan Perwarisan Sifat. semoga bermanfaat bagi sobat Lanterna dimana saja berada............